Minggu, 07 Juni 2009

GOSHO NINGYO


Gosho Ningyo biasanya merupakan boneka bayi yang gemuk dan bahagia dengan model yang kekanakan. Hiasan yeng meluikiskan helai kain dari gofun dikenakan di kulit putih sempurna boneka ini. Wajah boneka ini dilukis minimalis untuk menangkap esensi polos dari anak-anak. Museum National Kyoto menyatakan bahwa figur putih, bulat, dan chubby ini mungkin dipengaruhi oleh boneka Saga (Saga Ningyo) yang tanpa busana.
Terdapat banyak nama yang berhubungan dengan boneka gosho, seperti “good luck doll”, shira-kiku “white chrysanthemum”, shirajishi-ningyo “white flesh doll”, zudai “large head”, atau izukura ningyo. Istilah “gosho” bisa diartikan “dari Istana Kaisar” karena boneka ini dulunya dibuat oleh pembuat boneka di Kyoto yang diperuntukkan sebagai hadiah dari istana kepada tamu spesialnya. Para penerimanya pun menghargai boneka ini. Para pedagang kemudian mencontoh ritual memberikan hadiah seperti yang dilakukan istana sebagai simbol status. Kemudian praktek pemberian hadiah berupa gosho ningyo sebagai hadiah spesial yang berarti ini pun menyebar ke seluruh Jepang.

HAKATA NINGYO


Hakata Ningyo (博多人形) adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari tanah liat, yang berasal dari kota Fukuoka, yang sebelumnya bernama Hakata sebelum kota ini digabungkan pada tahun 1889. Boneka Hakata ini diperkirakan berasal dari abad ke 17. Pembuat gerabah termasuk Souhiti Masaki membuat boneka tanah liat, yang biasanya diberikan sebagai hadiah untuk kuil Buddha dan untuk Kuroda Nagamasa, yang saat itu berkuasa atas kota Hakata. Boneka-boneka ini disebut juga Hakata Suyaki Ningyō (”博多素焼人形”, “Hakata unglazed doll”). Hakata juga mempunyai beberapa festival terkenal yaitu Hakata Gion Yamakasa, yang juga melibatkan pengapung Ningyo. Pengapung ini terbuat dari kayu, tapi dipercayai bahwa metode pembuatan pengapung ini dipengaruhi oleh boneka Hakata. Tetapi bukti arkeologis selama penggalian Hakata, termasuk mainan sederhana dari tanah liat/keramik yang dibakar, menunjukkan awal muasalnya boneka Hakata berada di China.

ICHIMATSU


Boneka Ichimatsu mewakili anak laki-laki atau perempuan yang besarnya proporsional dan dilapisi sewarna dengan warna kulit dan sepasang mata kaca. Awal mulanya Ichimatsu diberi nama oleh seorang aktor Kabuki setelah abad 18, dan mewakili bentuk manusia dewasa, tetapi sejak akhir abad 19 istilah ini diberikan ke boneka anak-anak. Boneka anak kecil dengan ekspresi nakal merupakan yang paling populer di akhir abad 19 dan di awal abad 20, tapi pada tahun 1927 Pertukaran Boneka Persahabatan dilibatkan dalam pembuatan 58 boneka anak perempuan 32″ yang mengagumkan, untuk diberikan sebagai hadian dari anak-anak di Jepang ke anak-anak di Amerika Sertika, dan estetika dari boneka yang mengagumkan ini mempengaruhi para pembuat boneka untuk membuat tipe anak perempuan yang anggun, ramah, lembut dengan balutan kimono.

MUSHA


Merupakan boneka prajurit yang biasanya terbuat dari bahan yang mirip dengan boneka Hina, tetapi dengan konstruksi yang lebih kompleks, karena mewakili laki-laki (atau perempuan) yang duduk di kursi, berdiri, atau menunggangi kuda. Baju baja, helm, dan senjatanya terbuat dari kertas yang dipernis, biasanya dengan aksen logam. Tidak ada set yang spesifik untuk boneka ini, bisa terdiri dari Kaisar Jimmu, Permaisuri Jingu dengan perdana menteri Takenouchi yang membawa putra kaisar yang baru lahir, Shoki si Penumpas Setan, Toyotomi Hideyoshi dan jenderalnya serta tea-master, dan juga figur dari cerita dongeng, seperti Momotaro, Anak Buah Persik atau Kintaro, Anak Emas.

HINA NINGYO



Boneka ini merupakan boneka yang diperuntukan untuk Hina Matsuri, festival boneka, yang juga dikenal sebagi Momo no Sekku atau Festival Buah Persik. Boneka ini terbuat dari berbagai macam bahan, tetapi boneka Hina klasik mempunyai badan berbentuk seperti piramid dengan berlapis-lapis kain yang disi dengan jerami atau blok kayu, tangan dari kayu yang dipahat berlapis gofun, dan kepala dari kayu yang diukir atau dicetak berlapis gofun, dengan sepasang mata kaca (walau sebelum 1850 sepasang mata ini diukir di gofun kemudian dilukis) serta rambut dari sutra atau rambut asli manusia. Satu set terdiri dari 15 boneka yang mewakili karakter-karakter tertentu, dengan berbagai aksesoris (dogu), walaupun set dasarnya terdiri dari pasangan laki-laki dan perempuan yang biasanya diartikan Kaisar serta Permaisurinya.

Karakuri merupakan boneka golek (puppet) atau automata dari abad 18-19, boneka mekanik mengagumkan dari kayu yang bisa bergerak. Karakuri sendiri bisa berarti alat mekanik untuk melakukan sesuatu, menggoda, atau memberi kejutan ke seseorang. Bisa saja berarti mengandung “sihir” tersembunyi dan misteri di dalamnya. Karakuri ini umumnya di festival atau ditampilkan di panggung hiburan berukuran kecil. Biasanya gerakan boneka ini diiringi dengan instrumen musikal.
Utamanya terdapat tiga tipe dari karakuri, Butai Karakuri (舞台からくり Karakuri Panggung) yang digunakan di teater/panggung. Zashiki Karakuri (座敷からくり tatami room karakuri?) yang kecil dan dimainkan dalam rumah. Dashi Karakuri (山車からくり festival car karakuri?) yang digunakan dalam festival keagamaan, dimana boneka ini digunakan untuk menampilkan mitos atau legenda tradisional.
Salah satu contoh zashiki karakuri adalah robot mekanik penyaji teh, yang bisa menyajikan teh, misalnya dalam situasi upacara minum teh (chado 茶道).

NINGYO


Ningyo (人形), yang berarti figur manusia, merupakan boneka tradisional yang biasanya berbentuk anak-anak atau bayi, pejabat kekaisaran, prajurit atau pahlawan, karakter dalam cerita dongeng, dewa dan setan, atau juga orang-orang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Sebagian besar dibuat secara tradisional untuk altar atau tempat keramat di rumah, untuk hadiah pemberian formal, atau perayaan festival seperti Hina Matsuri (pada Festival Boneka atau Hari Anak Perempuan tanggal 3 Maret) atau Tango no Sekko yang biasa disebut Kodomo ni Hi (Hari Anak-Anak atau Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei). Beberapa dirancang sebagai kerajinan lokal untuk dibeli oleh peziarah ke kuil atau perjalanan yang lain sebagai oleh-oleh.
Pada sekitar tahun 1000, beberapa tipe boneka sudah dibuat. Anak-anak perempuan bermain boneka dengan rumahnya, ibu-ibu membuat boneka pelindung dengan harapan senantiasa melindungi anak-anaknya serta cucu-cucunya, upacara keagamaan pun menggunakan boneka, untuk mengambil dosa dari orang yang disentuhkannya.
Mungkin saja pembuat boneka profesional pertama kalinya merupakan para pemahat/pematung dari kuil, yang ahli untuk membuat patung kayu yang menggambarkan anak-anak (boneka Saga). Keahlian membuat seni menggunakan komposisi kayu dan pahatan kayu, pernis yang menjadi “kulit” putih mengkilap yang disebut gofun, serta kain tekstil yang indah, kemudian menjadi meluas.

KOKESHI


Ada yang tahu arti kokeshi? Kokeshi adalah boneka ramping dari Jepang yang menyerupai alat pemukul bedug atau kentongan.Kokeshi ternyata punya riwayat sejarah yang cukup panjang. Boneka unik itu sudah dibuat sejak pertengahan zaman Edo (1603-1867). Boneka itu ternyata bisa jadi media ekspresi seni bagi para perupa.Bentuknya memang hanya kayu lonjong yang dipahat menyerupai bentuk dasar manusia. Ada badan dan kepala mirip manusia. Dengan penambahan lukisan, ekspresi boneka menjadi semakin jelas.

Setelah Perang Dunia II selesai, hampir semua daerah mengembangkan kokeshi sebagai mainan dan suvenir. Akibatnya kokeshi yang tadinya hanya memiliki desain tubuh dan kepala, kini sudah mulai mengalami perkembangan. Kayu tidak lagi dibubut untuk membentuk badan dan kepala, tetapi bisa badan saja atau kepala saja. Selanjutnya identifikasi anggota tubuh itu menggunakan cat.Belakangan, banyak perupa Jepang yang menggunakan kokeshi untuk menyampaikan suatu tema. Kokeshi jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kokeshi kreatif atau kokeshi sosaku atau kokeshi kontemporer. Jenis inilah yang kemudian dianggap memiliki nilai seni tinggi dan banyak dipamerkan di berbagai tempat di luar Jepang.

DARUMA SAN GA KORONDA


Permainan yang dimainkan sekelompok pemain dengan seorang pemain yang berjaga. Pemain yang berada di lapangan hanya boleh bergerak ketika pemain yang berjaga mengucapkan "Daruma-san ga koronda" sambil menutup muka menghadap tembok atau pohon agar tidak bisa melihat para pemain lain yang sedang bergerak mendekatinya. Kunci dari permainan ini adalah perubahan irama serta cepat atau lambatnya dalam mengucapkan kalimat ajaib Daruma-san ga koronda.

DARUMA OTOSHI


Potongan kepala Daruma berada di bagian atas dari beberapa potongan kayu yang disusun bertingkat. Pemain secara bergiliran mengeluarkan susunan potongan kayu dengan memakai palu dari kayu, tapi bagian kepala daruma tidak boleh jatuh.

Sabtu, 06 Juni 2009

DARUMA



Daruma adalah boneka sekaligus mainan asal Jepang dengan bentuk hampir bulat, dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Model dari benda ini adalah bodhidarma, pendiri dari zen

Boneka ini merupakan pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Daruma dijual dengan kedua belah mata yang belum digambar. Orang yang ingin harapan atau cita-citanya terkabul menggambar salah satu sisi dari kedua matanya dengan kuas dan tinta. Bila harapan orang tersebut sudah tercapai, daruma akan menerima mata yang satunya lagi.